INILAH.COM, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Malarangeng meminta tidak ada yang salah menafsirkan nota kesepahaman yang ditandatangani dua kubu PSSI yang disaksikan Tim Taskforce AFC di Kuala Lumpur, Malaysia.
Andi telah mendapat laporan dari dua belah pihak PSSI yang sebelumnya berseteru. Seperti diketahui, sebelum menerima La Nyalla Matalitti, Andi juga telah menerima laporan dari Djohar terkait hasil pertemuan di Malaysia tersebut.
"Ini merupakan langkah nyata berbagai penyelesaian persoalan. Dari MoU itu poinnya sangat jelas. Kalau ada perbedaan interpretasi dalam MoU itu, langsunglah rujuk menuju MoU tersebut," tegas Andi usai menerima La Nyalla dan jajarannya di kantor Kemenpora, Senin (11/6/2012) sore.
Menurut Andi, pihaknya sebagai wakil pemerintah, menginginkan hasil yang terbaik dalam penyelesaian konflik PSSI dan dualisme kompetisi. Karena itu pihaknya akan terus mengawasi kinerja Join Committe (Komite Gabungan), yang akan dibentuk dari 4 orang perwakilan kubu Djohar dan 4 orang kubu La Nyalla, sesuai MoU.
"Saya minta semua pihak melaksanakan MoU itu secara konsisten. Kita apresisasi kepada AFC dan FIFA untuk MoU ini. Saya juga akan supervisi dalam rangka pengawasan agar kita punya PSSI yang kuat dan berprestasi, tapi bukan berarti mengintervensi," tukas Andi.
"Kami akan mengawal, memantau, walau tidak akan mencampuri. Jika ada yang mau konsultasi, kita (pemerintah) senang sekali," imbuh Andi.
Dalam kesempatan itu, La Nyalla sendiri menegaskan bahwa MoU yang ditandatangani dirinya dengan Djohar yang ditengahi AFC hanya ada satu versi.
"Versinya cuma satu, yang ditandatangi bersama. Karena mou itu jelas," tegas La Nyalla.
La Nyalla menemui Menpora bersama CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono, Tony Apriliani, Roberto Rouw, dan beberapa orang lainnya.
Dari kubu La Nyalla telah dipilih orang-orang yang akan bergabung dalam Joint Committe, yaitu Djamal Aziz, Joko Driyono, Hinca Panjaitan, dan Togar Manahan Nero.[yob]