INILAH.COM, Jakarta - Ketua PSSI versi KLB La Nyalla Mattalitti menegaskan keberadaan KPSI sejak ditandatanganinya Nota Kesepahaman di hadapan AFC, Selasa lalu.
Sebelumnya oleh kubu seberang, yang dipimpin Djohar Arifin Husin, menegaskan konflik sepak bola nasional hanya berkisar soal dualisme kompetisi, bukan dualisme organisasi.
Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) adalah organisasi yang mendorong terselenggaranya KLB di Ancol, Jakarta, April lalu, yang memunculkan nama La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum.
Meski AFC dan FIFA masih mengakui kubu Djohar sebagai organisasi sepak bola Indonesia yang ash, namun kedua lembaga sepak bola tersebut mengakui keberadaan KPSI, yang mewakili aspirasi para anggota PSSI, yang tak puas terhadap Djohar.
"Yang jelas kami bersyukur KPSI yang dianggap diluar. Kita sekarang setara. Ada PSSI Djohar, KPSI dan ISL yang kini sudah diakui oleh AFC dan FIFA," katanya.
Dalam MoU tersebut disepakati dua belah pihak PSSI dan KPSI yang berseteru akan bersatu membentuk Joint Committee yang akan merumuskan pelaksanaan Kongres PSSI, 24 September 2012 mendatang.
Dari kubu La Nyalla telah dipilih orang-orang yang akan bergabung dalam Joint Committee, yaitu Djamal Aziz, Joko Driyono, Hinca Panjaitan, dan Togar Manahan Nero. Sementara dari kubu Djohar, kata La Nyalla, masih belum diketahuinya.
Diungkapkan oleh CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono, nama-nama orang yang terpilih menjadi anggota Joint Committee itu akan disahkan melalui keputusan FIFA, 15 Juni 2012 mendatang.
"Kita masih menunggu keputusan tanggal 15 (Juni), termasuk di dalamnya nama-nama Joint Committee. Kemudian Joint Committee akan meeting dan menentukan seluruh rencana sampai tanggal 24 Semptember 2012," tuntas Joko Driono.[yob]