Asean ParaGames adalah ajang kompetisi acara dua tahunan yang diadakan khusus untuk atlet-atlet yang mengalami cacat fisik.
Acara ini mengadakan 11 ajang olahraga, yaitu Angkat berat, Atletik, Bola voli duduk, Bowling, Goal ball, Renang, Tenis kursi roda, Bulutangkis, Catur, Tenis Meja dan Panahan.
Dan Juga di ikuti oleh 11 negara ASEAN, yaitu Indonesia, Filipina, Brunei Darussalam , Laos, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Singapura, Vietnam, Thailand, dan Timor Leste .
Asean ParaGames diadakan Setelah gelaran SeaGames yang dilaksanakan di Palembang kemarin. Kali ini Kota solo mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah turnamen olahraga bagi atlet atlet yang mengalami cacat fisik tersebut.
Sejarah
2nd ASEAN ParaGames - Hanoi, Vietnam dari 19-27 Desember 2003. Timor Leste secara resmi dimasukkan dalam Permainan dan menambah anggotanya menjadi sebelas.
3nd ASEAN ParaGames - Manila, Filipina dari tanggal 14-20 2005.
4nd ASEAN ParaGames - Nakhon Ratchasima, Thailand dari 20-26 Januari 2008.
5nd ASEAN ParaGames semula dijadwalkan untuk Laos diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 15-19 Agustus 2009. Laos diharapkan menjadi tuan rumah SEA Games 2009, tetapi memohon off dari ASEAN Paragames ke 5 karena kesulitan keuangan dan pengalaman dalam menyediakan peralatan yang diperlukan bagi para atlet penyandang cacat.
6th ASEAN ParaGames - Solo, Indonesia 12-22 Desember 2011
Event Selanjutnya Akan Diselenggarakan Di :
7th ASEAN ParaGames - Naypyidaw, Myanmar Tahun 2013.
Tujuan Asean ParaGames Diselenggarakan ?
- Untuk mempromosikan persahabatan dan solidaritas di antara orang-orang penyandang cacat di kawasan ASEAN melalui olahraga.
- Untuk mempromosikan dan mengembangkan olahraga untuk atlet berbeda.
- Untuk merehabilitasi dan mengintegrasikan penyandang cacat ke dalam masyarakat arus utama melalui olahraga.
Pada kali ini kota solo mendapat kesempatan menjadi tuan rumah, dan berikut ini ada sekumpulan informasi dari acara Asean Paragames 2011
Kumpulan foto Atlet :
Menpora berkata " Anak cacat harus dibina, jangan disembunyikan " Masih banyak anak-anak cacat di seluruh pelosok Indonesia 'disembunyikan' keberadaannya oleh keluarga masing-masing karena merasa malu. Padahal anak-anak yang menyandang cacat itu bisa berprestasi dan membanggakan bila mendapat pembinaan, di antaranya adalah sebagai olahragawan. Bila kita mempunyai banyak atlet, maka semakin banyak pula medali bisa kita rebut dan semakin besar peluang kita menjadi juara umum, ujar Mallarangeng.