Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Stephen Wroe mengukur kekuatan gigitan dengan memberikan daging ke komodo. Mereka membiarkan komodo memangsanya, lalu mengukur kekuatan gigitannya. Hasil studi dipublikasikan di jurnal PlOS ONE, bulan ini.
Ilmuwan mengatakan, meski gigitan komodo lemah, tetapi sangat mematikan. Salah satu alasannya adalah karena komodo menyuntikkan sejumlah toksin ke tubuh mangsa seperti yang telah banyak diketahui. Racun yang diinjeksikan komodo menyebabkan mangsa kaget dan mengalami pendarahan hebat.
"Ketika kami melihat kembali hasil model komputer, data menunjukkan bahwa komodo dragon bertindak seperti raksasa pembuka botol. Dengan memakai tubuhnya, komodo mencegah investasi energi terlalu besar di otot dan tulang kepala, ini sistem yang sangat efisien," kata Wroe.
Wroe menambahkan, komodo dragon memang hewan purba atau primitif. Akan tetapi, komodo telah menjadi salah satu hewan pembunuh paling efektif. Komodo tampak sebagai satwa mengagumkan yang berhasil survive mengarungi zaman, tetapi sekaligus sosok yang mampu mematikan.