Sebagian besar dari orangtua pasti menuntut anaknya menjadi seorang dokter, guru, polisi, dan banyak lainnya, semata- mata adalah supaya kelak kehidupan anaknya lebih baik. Sedangkan sebagai anak, kerap kali menelan secara mentah nasehat orangtua, tanpa memperdulikan kemampuan dan visi yang jelas terhadap kehidupannya mendatang. Dengan berbekal asal orangtua senang, asal lulus, asal kuliah, dan asal yang lain, kerugianlah justru yang didapat. Kerugian bagi orangtua sekaligus kerugian bagi diri sendiri. Kalau sudah demikian, siapa yang harus memikul tanggungjawab? Kalau semua sudah terlanjur, perasaan sesal adalah yang mengetuk pintu hati paling akhir dan memaksa untuk tinggal selama mungkin.
Tentu saja saya, Anda, dan semua orang tidak menginginkan datangnya penyesalan. Untuk itu, berikut adalah beberapa cara untuk menghindari kejadian salah pilih kapal atau tidak terangkut kapan yang Anda inginkan :
Miliki visi yang jelas akan kehidupan mendatang. Tetapkan tujuan akhir yang ingin diraih, kalau memang perlu, catat hal itu. Ingatlah tujuan akhir itu disaat memulai segala sesuatu yang baru, maka secara tidak langsung alam bawah sadar akan memberikan kendali terhadap mana hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan untuk sampai ke tujuan akhir.
Kuatkan kemauan yang besar, karena sejalan dengan kemauan yang besar itu akan datang kemampuan yang juga besar.
Kalau memang Anda sedang berada dalam tekanan orang tua, yang kebetulan tidak sependapat dengan tujuan yang ingin Anda raih dalam hidup, yakinkan mereka bahwa Anda akan mampu mempertanggungjawabkannya. Lakukan dengan cara yang baik, agar jangan sampai melukai hati perasaan kedua orang tua Anda.
Imbangi tujuan Anda dengan usaha yang nyata. Misalnya saja mengerjakan 50 soal SNMPTN dalam sehari atau bisa jadi menetapkan waktu belajar 5 jam sehari, dan ingat bahwa itu harus ditepati. Karena sesederhana apapun visi Anda, jika tidak diikuti dengan tindakan nyata, maka semuanya hanyalah khayalan belaka.
Carilah informasi sebanyak- banyaknya terkait visi Anda. Misalnya saja Anda ingin menjadi dokter, maka carilah informasi terkait fakultas kedokteran yang Anda inginkan, passing grade nya, biayanya, dan apa- apa yang Anda butuhkan. Mungkin bisa dengan senior, googling, atau konsultasi dengan konseling di sekolah.
Rajin- rajinlah meng-update informasi terkait pendaftaran perguruan tinggi negeri. Jangan sampai tertinggal, bukankah sekarang teknologi memudahkan segalanya?
Terakhir… Jangan takut pada kegagalan. Bukankah sesaat sebelum fajar, malam akan bertambah gelap dan dingin? Jadi ketika terus menerus kegagalan datang menghadang, itu artinya tinggal selangkah lagi kita menjumpai keberhasilan. Teruslah melangkah.
Satu lagi pesan saya adalah tetap menjaga kesehatan, karena ujian demi ujian akan datang silih berganti, stress yang tinggi juga mewarnai sisa hari- hari sebelum pengumuman diterima tidaknya Anda sebagai mahasiswa.
Semoga tulisan ini bermanfaat.